Sebelumnya, dalam artikel “Ibadah Yang Tak Pernah Mengecewakan” sudah kita bahas 3 motivasi yang seharusnya melandasi penyembahan dan ibadah kita. Sangat umum bagi jemaat yang datang ke gereja berpikir bahwa pelayanan di gereja adalah tentang mereka – membawa orang diselamatkan, belajar kebenaran firman Tuhan, mendapatkan inspirasi untuk bertahan selama satu minggu lagi, mendapatkan pengampunan dosa, memberikan persembahan untuk mendukung pelayanan.
Apakah ada yang salah dengan semua itu? Tentu saja tidak. Tapi jika kita ke gereja untuk melakukan semua itu, kita bisa melakukannya. Tapi kita bukan melakukan penyembahan.
Warren Wierbe berkata, “Jika Anda menyembah karena upah, hal itu tidak akan sepadan.”
Para murid menyembah pada waktu hari Pantekosta ketika mereka di babtis Roh Kudus mereka dibawa ke jalan utnuk bersaksi (Kisah Rasul 2). Yesaya di Bait Allah menyembah ketika Tuhan menyatakan diri-Nya dan mengampuni dosanya dan memanggil Yesaya untuk menjadi nabi bagi umat Israel (Yesaya 6).
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan. ( 1 Tawarikh 16:29)
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. (Yohanes 4:24)
Artinya kita harus menyembah Tuhan dengan totalitas, bukan hanya dengan bibir kita tapi dengan tubuh, jiwa, dan roh. Kita bisa mengklaim sesuatu sebagai ibadah, namun penelian di lakukan oleh Tuhan, dan Dia tidak senang hanya penampilan luar atau sekedar ritual saja, Tuhan ingin totalitas kita.
Jangan salahkan pendeta jika Anda tidak menyembah. Dia tidak bisa melakukannya untuk Anda.
Tidak ada yang bisa menggantikan saya makan agar saya bisa merasa kenyang, demikian juga tidak ada yang bisa menggantikan kita menyembah Tuhan.
Tidak ada seorang pun yang bisa mendikte kita apakah kita harus menyembah atau tidak, itu adalah keputusan pribadi Anda. Anda bertanggung jawab secara pribadi atas penyembahan Anda kepada Tuhan.
Ketika maria duduk di dekat Tuhan Yesus, hal ini jelas penyembahan. Yesus berkata kepada Martha saudarinya, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Lukas 10:42). Waktu yang kita khususkan untuk Tuhan, adalah sesuatu yang abadi yang tidak bisa diambil dari kehidupan kita.
Penyembahan adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan sesuatu yang orang lain lakukan untuk kita. Bahkan dalam kondisi yang sangat buruk, Paulus dan Silas masih bisa menyembah, mereka menyembah ketika di penjara dan dibelenggu (Kisah Rasul 16:25).
Jadi jika di gereja tidak ada pendeta tidak ada pemimpin pujian, tida ada pemain musik, kita masih bisa menyembah Tuhan. Bahkan dimanapun kita berada, kita bisa menyembah dan memuji Tuhan, bahkan dalam keadaan yang paling buruk. Penyembahan bukanlah agar kita merasa enak, namun untuk menyenangkan Tuhan. Mari rendahkan hati kita di hadapan Tuhan dan datanglah kepada-Nya dengan membawa persembahan syukur kita.